Menggerutu dengan Menampilkan Karya yang Bermutu Jauh dari Semu dan Biasa Saja
Pada artikel edisi kali ini admin tidak akan menulis beberapa dampak, gagasan, opini bagus apalagi salah menyalahkan, tidak, tidak akan, dan jika anda berharap akan ada kritik menukik, argumen solutif, apalagi uraian akademik yang adiluhung, tentu tidak juga, sungguh merugi anda meluangkan waktu untuk membaca tulisan admin kali ini, namun jika masih penasaran silahkan dilanjutkan.
Yap, untuk artikel kali ini, admin ingin memberitahukan bahwa di SMK PSM 1 Kedunggalar, telah lahir berbagai bakat-bakat potensial, bakat-bakat yang memiliki jiwa seni yang terhitung adiluhung.
Kita tahu bahwasanya ada pepatah Jawa yang berbunyi "Nguri-uri Budaya Jawi" yang berarti praktik yang mengarah pada penghormatan, penyelenggaraan, dan pelestarian kebudayaan Jawa secara utuh, dan melalui siswa-siswi di SMK PSM 1 Kedunggalar pada tanggal 22 Agustus 2024 mereka telah melakukannya.
Mereka para siswa SMK PSM 1 Kedunggalar ini tergabung dalam grup tari muslim kontemporer yang dibina langsung oleh guru Kesenian Bapak Vendik Hartono, S.Pd.I, dimana pada pelaksanaannya akan menjadi penampil dalam malam pesta rakyat di Lapangan Kedunggalar, Ngawi.
Namun sayang dikarenakan adanya ketidaksepahaman dalam menindaklanjuti, bakat-bakat yang sebenarnya patut untuk dibina ini hanya mendapat balutan kecewa di dalam linangan air mata.
Namun sayang dikarenakan adanya ketidaksepahaman dalam menindaklanjuti, bakat-bakat yang sebenarnya patut untuk dibina ini hanya mendapat balutan kecewa di dalam linangan air mata.
Lagi-lagi opini admin kali ini bukanlah bentuk salah menyalahkan, apalagi bentuk senewen bertulis, melainkan yang perlu digaris bawahi adalah mari buka fikiran lebih luas, lihatlah dunia lebih banyak perspektif, jika ada pepatah jawa lagi yang berbunyi "Jawa digawa, Arab digarap, Barat diruwat." maka seharusnya ini bisa menjadi pegangan walaupun bisa saja patah, daripada berpegang kepada pragmatisasi yang sebenarnya senewen jikalau dirasa.
Jika memang dalam konteks nguri-uri budaya Jawi ini dilaksanakan di daerah maka, selaku pemangku kegiatanpun juga bisa lebih bersahabat, ambil contoh bicara budaya pop culture, jadikan budaya yang sedang digemari masyarakat sebagai perspektif dalam membangun daerah, jalan ini adalah laku yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Tiap event daerah bikin tiktok, instagram yang menarik, personal branding kegiatan dipikirkan secara matang. Terjemahkan visi misi dengan pola pop culture, niscaya kegiatan daerah akan nampak lebih cerah, tentu tanpa menegasikan kearifan dan budaya lokal yang ada.Kurangi rapat perbanyak festival, masyarakat tidak butuh rapat, dan kunjungan kerja yang mewah atau semacamnya itu, menggali siswa berbakat bahkan masyarakat sendiri hanya membutuhkan tempat dan merindukan pesta yang merakyat. Integrasikan semua festival yang ada menjadi kalender event yang utuh dan mudah diakses, lunak dan bersahabat dengan branding acara sebagai kegiatan wisata tanpa merasa fomo dengan momen pemuas dahaga, dan suguhkan dengan cara paling fresh, karena bicara potensi bakat di daerah jika dikelola dengan serius, percayalah, Kabupaten Ngawi khususnya kecamatan Kedunggalar akan menjadi daerah yang mengagumkan.
Sisihkan dana untuk beasiswa perguruan tinggi, dan wadah untuk benar-benar peduli dengan pendidikan, mengalokasikan dana untuk putra-putri terbaik tanpa pandang bulu. Jika daerah ini benar-benar ingin maju, maka tak ada lagi alasan untuk tidak memberikan beasiswa kepada diaspora muda, sekolah lain di daerah dengan perkembangan kreatifitas yang maju sudah melakukannya, kita kapan?